Taja Lomba Pangan Non Beras
Fonaso: Di 2018 Masyarakat Seminggu sekali Makan Nasi
Dibaca sebanyak 16261 kali
Pemkab Nias | Laporan: Adi Eli Laoly | Minggu, 15/10/2017 | 21:33:26 WIB
 |
|
Wabup Nias Arosokhi Waruwu, SH ,MH didampingi Fonaso Laoli, A.Md, SE,
meninjau salah satu
stand peserta lomba, di Kantor Dinas Pertanian Jalan Pertanian, Gido,
Jumat (13/10/2017). [Foto: Adi Laoly] |
Nias, Riausidik.com - Membangun budaya keluarga untuk mengkonsumsi aneka ragam jenis pangan yang bergizi seimbang, dan aman, masyarakat di Kabupaten Nias mulai tahun 2018 perlu diberlakukan satu hari dalam satu minggu tidak makan nasi.
Hal itu dikatakan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias, Fonaso Laoli, A.Md, SE, pada penyelenggara lomba pangan non beras Kabupaten Nias Tahun 2017 di halaman kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias, Jalan Pertanian, Gido, Jumat (13/10/2017).
Lomba yang digelar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias ini, bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan masyarakat, akan pentingnya konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman atau disebut (B2SA).
Kemudian meningkatkan pemanfaatan pangan berbasis pangan lokal dan produk olahannnya, mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan atau menciptakan menu B2SA berbasis sumber daya local, membangun budaya keluarga untuk mengkonsumsi aneka ragam jenis pangan yang bergizi seimbang, dan aman, dan bila perlu mulai Tahun 2018 Masysarakat Nias satu hari satu minggu tidak makan nasi, Kata Fonaso Laoli saat menyampaikan laporannya.
Menurut Fonaso selama ini masyarakat selalu tergantung terhadap bahan pangan tertentu khususnya beras, untuk itu perlu ditingkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan B2SA dengan pemanfaatan pangan lokal.
Fonaso memberi tahu Lomba ini di ikuti Kelompok Wanita Tani (KWT) dari 10 Kecamatan di Kabupaten Nias, dengan mengundang sebanyak 5 orang juri terdiri dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Nias, Ketua Darma Wanita Unit Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, dari Dinas Kesehatan yang berlatar belakang Jurusan Gizi, Guru SMK Jurusan Tata Boga dan Kepala Seksi di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang sudah berpengalaman, bebernya.
"Pada Penyelenggaraan Lomba Tahun 2017 ini jumlah peserta sebanyak 10 Kelompok Wanita Tani, dari 10 peserta ini akan dipilih pemenang 1-5 oleh dewan juri, dan kepada pemenang pada lomba ini akan diberikan hadiah berupa tropi, sertifikat, barang-barang pengolahan makanan non beras dan uang pembinaan," kata Fonaso mengakhiri laporannya.
Ditempat yang sama, Bupati Nias Drs. Sokhiatulo Laoli, MM yang diwakili oleh Wakil Bupati Nias Arosokhi Waruwu, SH ,MH dalam arahan dan sambutannya mengatakan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, pangan merupakan hal yang sangat penting dan strategis bagi keberlangsungan hidup umat manusia dan oleh sebab itu pangan ditetapkan sebagai bagian dari hak asasi manusia yang penyelenggaraannya wajib dijamin oleh Negara, membangun ketahanan pangan merupakan satu dari prioritas pembangunan Nasional, ujarnya.
“Saya sangat mengapresiasi atas terselenggaranya acara ini serta mengharapkan agar tetap dilanjutkan tahun berikutnya, karena pola konsumsi pangan sehat perlu disosialisasikan kepada masyarakat untuk menumbuhkan atau meningkatkan kesadaran terhadap, pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk meningkatkan kualitas hidup," ucapnya.
“Perlu saya garis bawahi, bahwa dalam lomba ini jangan semata-mata karena hadiah maupun pujian, kepada seluruh peserta agar nanti sepulangnya dari lomba ini akan menindaklanjuti dan menyampaikan ke masyarakat tentang tujuan pada kegiatan hari ini," harap Wabup.
Pada akhir sambutannya Wakil Bupati Nias mengajak seluruh peserta agar setelah mengikuti lomba, untuk dapat lebih kreatif lagi dalam menciptakan dan menyajikan menu makanan bagi keluarga khususnya dalam memilih, menentukan, menyusun dan menciptakan menu B2SA berbasis sumberdaya lokal dengan pangan sumber karbohidrat selain beras dan terigu.
Tak lupa Wabup, mengingatkan masyarakat Nias, untuk memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanam sebagai sumber bahan pangan lokal di Nias untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan saya mengajak kepada para peserta untuk mensosialisasikan penganekaragaman pangan kepada masyarakat sekitar dengan cara mensubtitusikan variasi produk komoditas lokal guna mendukung proses terciptanya ketahanan pangan masyarakat. ***